Majalah Selangkah.com “Ini bukti,
Penolakan Pemekaran Kabupaten Mapia Raya. Dari Mahasiswa, Masyarakat, Pemuda,
Tokoh Agama, dan Tokoh Adat Dogiyai asal Mapia. pernah dimuat dimedia massa
manun, kembali kami muat lagi supaya di ketahui publik karena Pemekaran ini
tidak memenuhi syarat/kriteria sama sekali.
Pertama.Bogor Majalah
Selangkah--Mahasiswa Papua, asal Dogiyai Khususnya dari Mapia menolak dengan
tegas rencana yang dimekarkan Kabupaten Mapia Raya di Kabupaten induk Kabupaten
Dogiyai, Propinsi Papua.
Yosias Iyai, perwakilan Mahasiswa
menyampaikan beberapa alasan. Pertama, Kata dia, Persiapan Sumber Daya Manusia
( SDM ) belum memadai. Kedua, Kurangnya pemahaman masyarakat dalam segala sendi
kehidupan terutama ekonomi yang mendasar. Ketiga masyarakat kurang mendapat
informasi apalagi mengenai pemekaran ini.
Di tambahkan Natalis Tekege, karena
dengan merujuk pada alasan di atas masyarakat belum siap untuk menerima
Kabupaten baru yakni Mapia Raya di Mee Pago.
Bukankah pemekaran itu ada penilaian-
penilain khusus terkait layak dan tidaknya pemekaran katanya Natalis Tekege.
Untuk itu Natalis Tekege bersama
teman-teman mee pago tegas menolak,” Kami akan keliling Jawa Barat dan Jawa
Bali untuk dengan tegas menolak adanya kegila-gilaan pemekaran yang di lakukan
secara paksa oleh pemerintah Indonesia Khususnya di Mapia Meuwodide “ kata dia.
Kami juga di harapkan untuk pejabat
daerah di sana stop meminta pemekaran”jelasnya
TABLOIDJUBI
Mahasiwa asal Mapia saat Jumpa pers di
Jayapua, Sabtu ( 17/1. TabloidJubi.com
Jubi, Abepura--Mahasiswa Asal Kabupaten
Dogiyai dari Wilayah Mapia menolak sejumlah oknum yang memperjuangkan pemekaran
Daerah otonomi Baru ( DOB ) Mapia Raya.
Penolakan itu disampaikan mahasiswa
Mapia dalam Jumpa Pers di café Prima, Garden, Abepura, Kota Jayapura, Papua,
Sabtu (17/1).”Kami menolak dengan tegas pemekaran yang diperjuangkan,” Kata
Musa Boma kepada awak media masa.
Katanya, Mahasiswa asal Mapia menolak
lantaran daerah itu belum siap menjadi satu wilayah DOB. Sejumlah hal yang
menjadi persyaratan utama sebuah wilayah Kabupaten belum terpenuhi dan belum
melalui proses normal
Pemekaran harus melalui proses dialog
dan rekomendasi rakyat tetapi tim yang memperjuangkan pemekaran tidak
malakukannya kata Boma.
“Tidak pernah dialog dngan warga.Tim
pemekaran juga belum melakukan Koordinasi yang secara baik dengan pemerinth
daerah Kabupaten Dogiyai dan berbagai stakeholder yang
ada. Buktinya Bahwa sidang DPR kemarin tidak menyebut satu poinpun mengenai
pemekaran. Kalau begitu, dari mana anggaran yang mereka main terbang ke
Jakarta urus pemekaran,”Tanya masyrakat mapia.
Penolakan senada disampaikan, rekan
Boma, Emanuel Magai. menyatakan tim yang memperjuangkan pemekaran tidak
memperhatikan UU pemekaran. Pemekaran harus memenuhi sejumlah syarat. Syaratnya
adalah penduduknya, Wilayah, Sumber pendapatan Daerah dan yang paling utama
syarat persiapan Sumber Daya Manusi (SDM ).
“Semua syarat ini harus siap tetapi
kenyataan tidak.Sarjana dari tempat ini saja belum sampai 100 orang.Pemekaran
Dogiyai saja belum mampu membangun. Kalau begitu,mau apa perjuangan Tim
Pemekaran in? Katanya.
Katanya, pemekaran ini hanya melhirkan
komflik.Warga hingga elit Politik wilayah ini belum dewasa dalam pendidikan
poitik pembangunan daerah. Buktinya kata Magai, Pemilihan kepala daerah waktu
yang lalu membuat perpecahan antar marga, kampung dan wilayah.
“Kalau pemekaran lagi warga yang sudah
baku benci, pemilihan kepala daerah pasti terjadi komflik,”tegasnya.
Moses Iyai, Salah satu Mahasiswa yang
hadir dalam jumpa pers situ mengakui, pemekaran itu hanyalah kepentingan elit
politik haus akan jabatan.Karena kenyataan kehadiran kabupaten Dogiyai, belum
mampu menjamin kehidupan masyarakat. pemerintah belum mampu membngun satu
kehidupan warga yang kokoh dari sebagai bidang kehidupan.
Anehnya, Pemerintah pusat tampa melihat
lakukan Wilayah” kata Iyai saat Jumpa pers.
Nabire, MajalahSelangkah--Mahsiswa Papua
dari Dogiyai, Mapia, dengan keras menolak hadirnya Kabupaten baru di di Dogiyai
yang sedang di upayakan beberapa elit lokal asal Mapia untuk memekarkan
kabupaten, baru Mapia Raya.
Mengenai isu sedang diupayakan hadir
Kabupaten Mapia Raya, para Mahasiswa yang duduk untuk diskusi pada Rabu( 18/ 6
di Wonorejo, Nabire menyikapi isu ini,sudah lama terdengar.
Bahkan disinyalir beberapa elit politik
asal Mapia sudah membentuk tim pemekaran secara diam-diam.
Philipus Petege mangaku isu itu sudah di
telusuri dan masih buram. Akan tetapi tetapi, terlepas dari benar tidaknya isu
itu, ia menilai di Papua sudah harus dihentian. Benahi dulu yang ada tegasnya.
Mekarkan semua daerah otonomi rabu, ada
syaratnya, seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial
politik,kependudukan, luas daearh,kmampuan keuangan serta sumber daya manusia.
Yermias Kotouki, salah satu Mahasiswa
Usmim Nabire asal Mapia menyatakan, terlepas dari benar tidaknya isu pemekaran
Mapia Raya, Dogiyai yang adalah Kabupaten induk yang menjadi tolak ukur saja
masih kacau dan sebenarny ketiga awal dimekarkan, masih belum memenuhi kriteria
daerah otonom baru.
“Kabupaten Dogiyai yang Kabupaten induk
saja masih kacau, bagaimana Mapia Raya mau dimekarkan? Dogiyai saja karena
sebenarnya tidak memenuhi kriteria hadirnya otonom baru, sekarang kacau balau,
apalagi Mapia,”tegas Kotouki
Sekarang kami Mahasiswa sebagai kelompok
penolak kehadiran Kabupaten Mapia Raya, ingin mau tanyakan adalah berapa orang
asli putra daerah Mapia yang pernah membiayai sebagai asset Kabupaten itu.
Kalau belum mencetak sumber Daya Manusia baik berarti stop-stop-stop berjuang
pemekaran itu Kata Musa Boma Baru-baru ini kepada Jurnalis.
Penulis
adalah:Mahasiswa Papua penolakan Kabupaten Mapia Raya di Tanah-Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar