Rabu, 11 Maret 2015

Mahasiswa Papua Asal Mapia Tolak Kabupaten Mapia Raya



Majalah Selangkah.com “Ini bukti, Penolakan Pemekaran Kabupaten Mapia Raya. Dari Mahasiswa, Masyarakat, Pemuda, Tokoh Agama, dan Tokoh Adat Dogiyai asal Mapia. pernah dimuat dimedia massa manun, kembali kami muat lagi supaya di ketahui publik karena Pemekaran ini tidak memenuhi syarat/kriteria sama sekali.

Pertama.Bogor Majalah Selangkah--Mahasiswa Papua, asal Dogiyai Khususnya dari Mapia menolak dengan tegas rencana yang dimekarkan Kabupaten Mapia Raya di Kabupaten induk Kabupaten Dogiyai, Propinsi Papua.

Yosias Iyai, perwakilan Mahasiswa menyampaikan beberapa alasan. Pertama, Kata dia, Persiapan Sumber Daya Manusia ( SDM ) belum memadai. Kedua, Kurangnya pemahaman masyarakat dalam segala sendi kehidupan terutama ekonomi yang mendasar. Ketiga masyarakat kurang mendapat informasi apalagi mengenai pemekaran ini.

Di tambahkan Natalis Tekege, karena dengan merujuk pada alasan di atas masyarakat belum siap untuk menerima Kabupaten baru yakni Mapia Raya di Mee Pago.

Bukankah pemekaran itu ada penilaian- penilain khusus terkait layak dan tidaknya pemekaran katanya Natalis Tekege.

Untuk itu Natalis Tekege bersama teman-teman mee pago tegas menolak,” Kami akan keliling Jawa Barat dan Jawa Bali untuk dengan tegas menolak adanya kegila-gilaan pemekaran yang di lakukan secara paksa oleh pemerintah Indonesia Khususnya di Mapia Meuwodide “ kata dia.

Kami juga di harapkan untuk pejabat daerah di sana stop meminta pemekaran”jelasnya

TABLOIDJUBI

Mahasiwa asal Mapia saat Jumpa pers di Jayapua, Sabtu ( 17/1. TabloidJubi.com
Jubi, Abepura--Mahasiswa Asal Kabupaten Dogiyai dari Wilayah Mapia menolak sejumlah oknum yang memperjuangkan pemekaran Daerah otonomi Baru ( DOB ) Mapia Raya.
Penolakan itu disampaikan mahasiswa Mapia dalam Jumpa Pers di café Prima, Garden, Abepura, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (17/1).”Kami menolak dengan tegas pemekaran yang diperjuangkan,” Kata Musa Boma kepada awak media masa.

Katanya, Mahasiswa asal Mapia menolak lantaran daerah itu belum siap menjadi satu wilayah DOB. Sejumlah hal yang menjadi persyaratan utama sebuah wilayah Kabupaten belum terpenuhi dan belum melalui proses normal

Pemekaran harus melalui proses dialog dan rekomendasi rakyat tetapi tim yang memperjuangkan pemekaran tidak malakukannya kata Boma.

“Tidak pernah dialog dngan warga.Tim pemekaran juga belum melakukan Koordinasi yang secara baik dengan pemerinth daerah Kabupaten Dogiyai dan berbagai stakeholder yang ada. Buktinya Bahwa sidang DPR kemarin tidak menyebut satu poinpun mengenai pemekaran. Kalau begitu, dari mana anggaran yang  mereka main terbang ke Jakarta urus pemekaran,”Tanya masyrakat mapia.

Penolakan senada disampaikan, rekan Boma, Emanuel Magai. menyatakan tim yang memperjuangkan pemekaran tidak memperhatikan UU pemekaran. Pemekaran harus memenuhi sejumlah syarat. Syaratnya adalah penduduknya, Wilayah, Sumber pendapatan Daerah dan yang paling utama syarat persiapan  Sumber Daya Manusi (SDM ).

“Semua syarat ini harus siap tetapi kenyataan tidak.Sarjana dari tempat ini saja belum sampai 100 orang.Pemekaran Dogiyai saja belum mampu membangun. Kalau begitu,mau apa perjuangan Tim Pemekaran in? Katanya.
Katanya, pemekaran ini hanya melhirkan komflik.Warga hingga elit Politik wilayah ini belum dewasa dalam pendidikan poitik pembangunan daerah. Buktinya kata Magai, Pemilihan kepala daerah waktu yang lalu membuat perpecahan antar marga, kampung dan wilayah.

“Kalau pemekaran lagi warga yang sudah baku benci, pemilihan kepala daerah pasti terjadi komflik,”tegasnya.

Moses Iyai, Salah satu Mahasiswa yang hadir dalam jumpa pers situ mengakui, pemekaran itu hanyalah kepentingan elit politik haus akan jabatan.Karena kenyataan kehadiran kabupaten Dogiyai, belum mampu menjamin kehidupan masyarakat. pemerintah belum mampu membngun satu kehidupan warga yang kokoh dari sebagai bidang kehidupan.
Anehnya, Pemerintah pusat tampa melihat lakukan Wilayah” kata Iyai saat Jumpa pers.

Nabire, MajalahSelangkah--Mahsiswa Papua dari Dogiyai, Mapia, dengan keras menolak hadirnya Kabupaten baru di di Dogiyai yang sedang di upayakan beberapa elit lokal asal Mapia untuk memekarkan kabupaten, baru Mapia Raya.
Mengenai isu sedang diupayakan hadir Kabupaten Mapia Raya, para Mahasiswa yang duduk untuk diskusi pada Rabu( 18/ 6 di Wonorejo, Nabire menyikapi isu ini,sudah lama terdengar.

Bahkan disinyalir beberapa elit politik asal Mapia sudah membentuk tim pemekaran  secara diam-diam.

Philipus Petege mangaku isu itu sudah di telusuri dan masih buram. Akan tetapi tetapi, terlepas dari benar tidaknya isu itu, ia menilai di Papua sudah harus dihentian. Benahi dulu yang ada tegasnya.

Mekarkan semua daerah otonomi rabu, ada syaratnya, seperti kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik,kependudukan, luas daearh,kmampuan keuangan serta sumber daya manusia.

Yermias Kotouki, salah satu Mahasiswa Usmim Nabire asal Mapia menyatakan, terlepas dari benar tidaknya isu pemekaran Mapia Raya, Dogiyai yang adalah Kabupaten induk yang menjadi tolak ukur saja masih kacau dan sebenarny ketiga awal dimekarkan, masih belum memenuhi kriteria daerah otonom baru.

“Kabupaten Dogiyai yang Kabupaten induk saja masih kacau, bagaimana Mapia Raya mau dimekarkan? Dogiyai saja karena sebenarnya tidak memenuhi kriteria hadirnya otonom baru, sekarang kacau balau, apalagi Mapia,”tegas Kotouki
Sekarang kami Mahasiswa sebagai kelompok penolak kehadiran Kabupaten Mapia Raya, ingin mau tanyakan adalah berapa orang asli putra daerah Mapia yang pernah membiayai sebagai asset Kabupaten itu. Kalau belum mencetak sumber Daya Manusia baik berarti stop-stop-stop berjuang pemekaran itu Kata Musa Boma Baru-baru ini kepada Jurnalis.

  Penulis adalah:Mahasiswa Papua penolakan Kabupaten Mapia Raya di Tanah-Papua




Tidak ada komentar:

Posting Komentar