Sabtu, 28 Maret 2015

BAKIT DASAR PENJAJAH KAMU


“Kamu jangan pele-pele saya, saya mau masuk. Kamu kira saya ini pendatangkah? Saya ini tuan tanah. Ini saya punya tanah, saya harus masuk ke dalam. Kamu orang Indonesia itu jangan bikin tahu-tahu di sini. Kamu orang Indonesia itu yang teroris, perampok, pelacur semua. Kamu orang Indonesia bikin apa datang ke sini? Kamu pulang ke kamu punya Indonesia sana. Kami mau merdeka. Sekarang kamu gaya-gaya, besok kami merdeka kami usir kamu semua pulang ke Indonesia sana. Goblok kamu,” teriak seorang ibu di depan pintu masuk ruang keberangkatan bandara udara Dominic Edward Osok (DEO), Sorong. 

Dari dialeknya jelas bahwa ibu itu adalah “bakit” (sebutan orang Maybrat untuk perempuan). Nampaknya bakit itu memarahi dua orang orang non-asli Papua petugas bandar udara yang menghalanginya untuk masuk ke ruang keberangkatan, sebab bakit hanyalah pengantar yang hendak membantu anaknya melaporkan tiket untuk berangkat ke Jayapura. Akhirnya dengan pemberontakan, bakit itu diperbolehkan masuk ke ruang keberangkatan. 

Tidak lama kemudian, bakit itu kembali mendatangi kedua petugas bandara udara dan memarahinya lagi, “Eh, saya kasih tahu kamu dua. Papua mau merdeka jadi kamu dua pulang sekarang, dari pada kamu dua mati nanti. Kamu orang Indonesia datang ke sini bikin kacau semua. Dasar penjajah kamu!”

Ada tiga hal menarik dari kejadian ini. Pertama, bakit ini nampaknya sangat murkah dengan perilaku kedua orang non-asli Papua yang berusaha menghalang-halanginya untuk masuk ke ruang keberangkatan. Bakit merasa mempunyai hak masuk ke dalam ruang kedatangan walau sebagai pengantar, sebab bakit adalah orang asli Papua atau tuan tanah, sementara yang melarangnya adalah pendatang. Kedua, bakit itu menilai orang non-asli Papua adalah penjajah, yang datang ke Papua untuk menjajah. Semua tindakannya dianggap sebagai upaya penjajahan terhadap orang asli Papua. Ketiga, karena orang non-asli Papua yang bakit sebut sebagai orang Indonesia adalah penjajah, maka Papua akan merdeka lepas dari penjajahan Indonesia. Dan ketika itu terjadi, maka orang non-asli Papua harus pulang ke kampung halaman atau negara asalnya, karena Papua bukan kampung halaman mereka dan kemerdekaan Papua bukan untuk mereka.

Ketiga hal ini memang sulit dilepaskan dari benar orang asli Papua. Banyak orang asli Papua yang telah berkesimpulan bahwa negara Indonesia dan orang non-asli Papua adalah penjajah. Dan karena itu, maka orang asli Papua berjuang untuk merdeka lepas dari penjajahan negara Indonesia dan orang non-asli Papua.

Penulis:Dogiyai Yoka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar