Wajah
Kabupaten Dogiyai Dari Awal Pondasi Sampai Dini Hari Semakin Rusak
Lagi-lagi, wajah Kabupaten Dogiyai dinilai dari tahun ke tahun
setelah Moanemani jadi Kabupaten Dogiyai terus mengalami penurunan baik dalam
pembangunan infrastruktur di kota maupun di daerah pedesaan dan juga
pembangunan finansial disegala bidang yang ada.
Banyak masyarakat setempat menilai, rusaknya wajah Kabupaten Dogiyai dikarenakan pemimpin daerah tidak konsisten dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari Mapiha Yoka, seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu disalah satu kampus Kota luar papua, melalui via seluler, dari Dogiyai (09/3), pagi ini.
Banyak masyarakat setempat menilai, rusaknya wajah Kabupaten Dogiyai dikarenakan pemimpin daerah tidak konsisten dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari Mapiha Yoka, seorang mahasiswa yang sedang menuntut ilmu disalah satu kampus Kota luar papua, melalui via seluler, dari Dogiyai (09/3), pagi ini.
Menurut dia, sebagai masyarakat dogiyai, bukan hanya dia tapi sudah lebih dari 80% masyarakat yang ada di Kota Dogiyai terus merasa kesal, kecewa, dan jengkel terhadap pemimpin daerah dalam hal ini bupati terkait yang terlihat acuh tak acuh alias malas tahu dengan kondisi wajah Dogiyai yang semakin tidak membaik.
"Saya yang dari kecil sampai besar dari Mapiha di kota Dogiyai ini, jujur sangat kaget ketika melihat kota yang pernah dijuluki Dogiyai subur itu kini telah menjadi kota yang tandus. Sehingga banyak pertanyaan yang muncul dalam hati saya, saat tiba dari sul-sel. Sebenarnya apa gerangan yang membuat kota yang saya cintai ini terus merosot rusak?", tanya Otin bingung.
"Sudah empat tahun, lanjut dia, tidak ada yang berubah, bangunan-bangunan dan jalan-jalan raya semakin membusuk saja".
Ia mencontohkan, "sebut saja misalnya Pasar Moanemani / Mapiha kini pasar diterminal dan Dogiyai sudah tidak terawat dengan baik begitupun ditempat umum yang lain", paparnya.
Masih dari Otin, "kemudian pencemaran udara juga sudah tidak enak lagi untuk dicium, karena sampah berceceran sembarang dan menumpuk seperti mata jalan pasar lama Moanemani Mapiha", kata dia.
Terlepas dari Otin, dihari yang sama ini, tepat pukul 09.00, melalui via seluler, Ibu Oni tebai yang berusia 46 tahun berpendapat sama ketika ditanya mengenai kinerja Pemerintah Daerah Dogiyai.
"Mama pikir untuk apa mama jelaskan lagi, semua orang pasti sudah dan telah merasakan sendiri kok. Apalagi orang Dogiyai yang sudah lama seperti mama pasti tahu betul", kata mama yang berstatus janda ini.
Namun ketika diminta tanggapannya mengenai wajah Dogiyai sekarang, mama oni tebai menilai kondisi dan keadaan kota sudah tidak terawat lagi. Lalu mama juga bilang pemimpin daerah tidak relevan terhadap tanggung jawab yang diberi secara mutlak oleh Tuhan, Alam dan masyarakat setempat.
"Kalau menyangkut pembangunan dan lain-lainnya mama pikir memang pemda yang ada sekarang ini semua macam orang yang tidak sekolah. Renovasi tempat umum seperti pasar Terminal dan Dogiyai memang biasa dibuat tapi sayangnya mama-mama mereka berjualan diatas tanah dengan itu mama marah sekali ke pemda kata mama dengan nada suara sedikit kecewa campur emosi".
Kemudian mama oni tebai menilai juga, "sebenarnya semua bisa demikian karena kepala yang salah. Kalau mama mau bilang, Bupati Drs Thomas Tigi harus sadar cepat. Jangan tahunya memperkaya diri, soalnya Kabupaten Dogiyai ini bukan untuk keluarga anak Thomas yang punya", jelas mama.
Masih dari mama oni tebai, " kapan lagi Thomas mau bekerja dan tunjukkan kepada masyarakat sebagai seorang pemimpin yang baik kalau selalu begini-begini terus", harap mama.
"Mama pikir, ini peluang dan kesempatan baik buat Thoms sebenarnya untuk mencari nama baik kepada publik, supaya masa depannya juga semakin terbuka", pesan mama sambil menutup pembicaraan.
Penulis:Mee Yoka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar